close
BUDPARTravel

Tempat Dolly di Surabaya: Sejarah, Kontroversi, dan Transformasi

×

Tempat Dolly di Surabaya: Sejarah, Kontroversi, dan Transformasi

Sebarkan artikel ini
Tempat Dolly di Surabaya (Photo Youtube Alpica Story) 5W1HINDONESIA.ID
Tempat Dolly di Surabaya (Photo Youtube Alpica Story) 5W1HINDONESIA.ID

5W1HINDONESIA.ID, TRAVEL – Tempat Dolly di Surabaya merupakan kompleks prostitusi yang terletak di Surabaya, Indonesia, telah menjadi sorotan dalam beberapa dekade terakhir karena sejarahnya yang kompleks dan perdebatan seputar keberadaannya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah Tempat Dolly, kontroversinya, serta upaya transformasi yang telah dilakukan.

Sejarah Tempat Dolly di Surabaya

Tempat Dolly, yang juga dikenal sebagai kawasan Gang Dolly, telah ada sejak zaman kolonial Belanda di Surabaya.

Pada awalnya, tempat ini adalah daerah pemukiman Belanda yang kemudian bertransformasi menjadi pusat hiburan yang dikenal karena kegiatan prostitusi yang terorganisir.

Seiring berjalannya waktu, Tempat Dolly berkembang menjadi kompleks yang besar dengan ribuan wanita yang bekerja di industri seks di sana.

Kontroversi Tempat Dolly

Kehadiran Tempat Dolly telah menjadi subjek perdebatan yang panjang.

Di satu sisi, ada mereka yang melihatnya sebagai mata pencaharian bagi wanita yang kurang beruntung, sementara di sisi lain, banyak yang mengutuknya sebagai eksploitasi perempuan dan masalah sosial yang merugikan.

Pemerintah sering kali berusaha untuk menutup Tempat Dolly, namun sulit untuk menghilangkan praktik prostitusi sepenuhnya karena berbagai alasan, termasuk tantangan sosial dan ekonomi.

Selain itu, Tempat Dolly juga dikaitkan dengan masalah seperti perdagangan manusia, kekerasan terhadap perempuan, dan penyebaran penyakit menular seksual.

Baca Juga  Jatiluwih Rice Terraces, Ternyata Semempesona Itu Lanskap Persawahan Bali Ini, Harga Tiketnya Cuma Segini!

Ini menyebabkan panggilan untuk tindakan keras terhadap tempat ini, dengan beberapa pihak mendukung penutupan permanen sementara yang lain memperjuangkan pendekatan rehabilitasi dan pengentasan kemiskinan.

Transformasi Tempat Dolly

Pada tahun 2014, pemerintah kota Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini mengambil langkah drastis dengan menutup resmi Tempat Dolly.

Langkah ini diikuti dengan program rehabilitasi bagi para pekerja seks yang ingin meninggalkan industri tersebut.

Mereka ditawari pelatihan keterampilan dan bantuan untuk memulai usaha baru.

Namun, menutup Tempat Dolly bukanlah akhir dari cerita ini.

Kompleks tersebut menjadi tuan rumah bagi berbagai usaha dan industri baru setelah penutupannya, termasuk toko-toko, restoran, dan pusat kegiatan sosial.

Ini menandai perubahan signifikan dalam lanskap Tempat Dolly dari pusat prostitusi menjadi pusat kegiatan ekonomi yang lebih sah.

Meskipun upaya transformasi ini telah membuahkan hasil, tantangan masih ada.

Masih ada beberapa pekerja seks yang terus bekerja di bawah tanah, serta perlawanan dari sebagian masyarakat yang masih ingin melihat Tempat Dolly kembali beroperasi.

Namun, langkah-langkah rehabilitasi dan pembangunan ekonomi terus dilakukan untuk mencapai tujuan penghapusan total praktik prostitusi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(Visited 20 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *