5W1HINDONESIA.ID, Bandarlampung, – Era digitalisasi yang membawa kemajuan teknologi pesat tidak hanya menghadirkan berbagai kemudahan, tetapi juga tantangan besar khususnya bagi anak-anak. Untuk itu, peran orang tua, guru, dan masyarakat sangat krusial dalam membentengi anak agar tetap aman dan bijak dalam menghadapi arus informasi dan budaya asing yang masuk melalui teknologi digital.
Penegasan ini disampaikan oleh anggota DPRD Bandar Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan, Dedi Yuginta, saat menggelar kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) di wilayah Jalan Nakip, Kota Baru, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Senin (28/7/2025).
Menurut Dedi, tugas legislator tidak hanya membuat aturan, tetapi juga menjaga nilai-nilai ideologi Pancasila yang kini mulai memudar seiring perkembangan zaman. “Teknologi berkembang dengan sangat pesat, sehingga berbagai informasi dan budaya asing masuk ke Indonesia. Ini harus diwaspadai,” ujarnya.
Dalam menghadapi era digital, Dedi menegaskan bahwa tanggung jawab utama ada pada orang tua dan guru untuk menanamkan nilai moral dan agama sejak dini. Nilai kejujuran, tanggung jawab, sopan santun, dan agama harus menjadi landasan anak dalam bersikap, terutama dalam berinteraksi di dunia maya.
“Orang tua harus memberikan pemahaman tentang mana yang baik dan buruk di dunia digital. Salah satunya dengan pendidikan digital yang mengajarkan etika berinternet, seperti berpikir sebelum membagikan sesuatu dan menghormati privasi orang lain,” tegasnya.
Dedi juga mengingatkan bahwa kegiatan PIP-WK ini bertujuan menguatkan kembali budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, ia mengajak masyarakat untuk mengisi kemerdekaan dengan kemampuan dan profesi masing-masing, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, narasumber Rakhmad Nafindra turut menguatkan pentingnya Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya. “Di tengah derasnya globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, anak-anak perlu diberikan pemahaman yang baik agar tidak terpengaruh hal-hal negatif,” ujar Rakhmad.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya membangun kesadaran kolektif agar generasi muda tetap kuat berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa, sekaligus siap menghadapi tantangan digitalisasi dengan bijak dan bertanggung jawab. (*)
