5W1HINDONESIA.ID, Bandarlampung, – Silaturahmi dalam semangat Pancasila tidak sekadar hubungan kekeluargaan personal, melainkan sebagai jembatan sosial untuk memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Bandar Lampung, Rama Apriditya, saat melakukan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) di Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Labuhan Ratu, Selasa (29/7/2025).
Menurut Rama, silaturahmi dalam konteks Pancasila merupakan upaya membangun hubungan harmonis antarindividu dan kelompok masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan. “Sosialisasi ini bukan hanya mengingatkan kembali norma dan sila-sila Pancasila, tetapi juga sebagai ajang mempererat silaturahmi dengan tetangga dan handai tolan di lingkungan sekitar,” ujarnya.
PIP-WK, lanjut legislator dari Partai Golkar ini, dijalankan oleh 50 anggota DPRD Kota Bandar Lampung yang turun ke daerah pemilihan masing-masing untuk menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral dan ideologi bangsa. “Tujuannya agar kita sama-sama mengingat kembali ajaran leluhur bangsa Indonesia,” kata Rama.
Di tengah kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, Rama mengingatkan tantangan serius bagi moral bangsa. Maraknya penggunaan media sosial, menurutnya, berpotensi menimbulkan degradasi moral jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
“Untuk membentengi moral bangsa, kita harus menggiatkan kembali pembinaan ideologi Pancasila, yang sejak lama tertanam dalam budaya masyarakat seperti gotong royong, tenggang rasa, rasa empati, dan toleransi antarumat beragama,” jelasnya.
Rama mengajak masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila mulai dari keluarga dan anak-anak di rumah. Dengan cara ini, ia berharap moral dan etika bangsa dapat dijaga sebagai benteng menghadapi arus globalisasi dan masuknya budaya luar melalui media sosial.
“Pancasila harus hidup di setiap rumah, menjadi pegangan yang kokoh agar NKRI tetap utuh dan masyarakat hidup dalam kebersamaan,” tutup Rama. (*)





