close
BUDPARTravel

Tempat Dolly di Surabaya: Sejarah, Kontroversi, dan Transformasi

×

Tempat Dolly di Surabaya: Sejarah, Kontroversi, dan Transformasi

Sebarkan artikel ini
Tempat Dolly di Surabaya (Photo Youtube Alpica Story) 5W1HINDONESIA.ID
Tempat Dolly di Surabaya (Photo Youtube Alpica Story) 5W1HINDONESIA.ID

Fakta Menarik Tentang Tempat Dolly di Surabaya

Berikut beberapa fakta menarik tentang Tempat Dolly di Surabaya:

Asal Nama Tempat Dolly di Surabaya

Nama “Dolly” berasal dari nama seorang wanita Belanda yang disebut Dolly Hamblyn, yang diyakini merupakan pemilik rumah bordil pertama di daerah tersebut pada awal abad ke-20.

Nama ini kemudian menjadi terkenal dan melekat pada kompleks prostitusi di Surabaya.

Sejarah Panjang

Tempat Dolly telah ada sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia.

Awalnya, daerah ini adalah pemukiman Belanda yang kemudian berkembang menjadi pusat hiburan yang terkenal karena kegiatan prostitusi yang terorganisir.

Kompleks Terbesar di Asia Tenggara

Tempat Dolly, atau dikenal juga sebagai kawasan Gang Dolly, telah menjadi salah satu kompleks prostitusi terbesar di Asia Tenggara.

Dengan ribuan pekerja seks yang bekerja di sana, kompleks ini memiliki sejarah yang panjang dalam industri seks di Indonesia.

Kontroversi Penutupan

Penutupan Tempat Dolly pada tahun 2014 di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini memicu perdebatan yang panjang.

Beberapa mendukung langkah ini sebagai upaya untuk mengatasi masalah sosial yang terkait dengan prostitusi, sementara yang lain menyatakan keprihatinan terhadap nasib pekerja seks yang kehilangan mata pencaharian mereka.

Transformasi Pasca-Penutupan

Setelah penutupan Tempat Dolly, kompleks tersebut mengalami transformasi signifikan.

Sebagian besar bangunan yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan prostitusi diubah menjadi tempat usaha yang lebih legal, seperti toko-toko, restoran, dan pusat kegiatan sosial.

Baca Juga  Pantai Lovina, Serunya Lihat Atraksi Lumba - Lumba di Tengah Laut

Program Rehabilitasi

Pemerintah kota Surabaya juga meluncurkan program rehabilitasi bagi para pekerja seks yang ingin meninggalkan industri tersebut setelah penutupan Tempat Dolly.

Mereka diberikan pelatihan keterampilan dan bantuan untuk memulai usaha baru sebagai bagian dari upaya untuk membantu mereka beralih ke kegiatan ekonomi yang lebih sah.

Perjuangan Terhadap Prostitusi

Meskipun penutupan Tempat Dolly dan upaya rehabilitasi telah dilakukan, perjuangan melawan prostitusi dan eksploitasi seksual terus berlanjut di Surabaya dan di seluruh Indonesia.

Masih ada tantangan besar dalam mengatasi akar masalah dan memberikan perlindungan kepada perempuan yang rentan terhadap praktik ini.

Akhir Kata

Tempat Dolly di Surabaya telah menjadi pusat perdebatan yang panjang tentang moralitas, keadilan sosial, dan perlindungan perempuan.

Sejarahnya yang kompleks mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam menangani masalah prostitusi dan eksploitasi seksual.

Meskipun langkah-langkah telah diambil untuk mengubahnya menjadi pusat kegiatan ekonomi yang lebih sah, perjalanan untuk mengatasi semua isu terkait masih jauh.

Dengan kerja keras dan komitmen, diharapkan bahwa Tempat Dolly akan terus bertransformasi menjadi entitas yang positif bagi Surabaya dan masyarakatnya.

(Visited 22 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *