Dengan demikian, pelajar dan pembelajar diproyeksikan untuk memiliki pola pikir yang baik dan mampu beradaptasi serta mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
Kemampuan berpikir ini juga yang nantinya dibutuhkan oleh generasi masa depan untuk beradaptasi, berkolaborasi, dan bersaing. Pendekatan pembelajaran Zenius ini harapannya bisa turut membantu misi dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul.
Amanda Witdarmono, Chief of Education Initiatives Zenius Education yang telah berpengalaman 5 tahun terjun langsung ke lapangan, mendengarkan suara para guru di berbagai pelosok Indonesia, melihat tantangan besar di berbagai daerah bersama program pemberdayaan guru, menegaskan bahwa distribusi persebaran tenaga pendidik dan sumber materi belajar pada negara kepulauan terbesar di dunia (Indonesia) merupakan tantangan tersendiri yang perlu disambut dengan solusi yang efektif dan efisien.
Data dari Kemendikbud tahun 2018 menyebutkan bahwa rasio guru dan siswa di Indonesia masih jauh dari proporsi ideal, di mana di tingkat SD rasio tersebut menyentuh angka 1:38, di tingkat SMP 1:35, dan di tingkat SMA 1:34.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, distribusi tenaga pendidik dan materi belajar akan sulit dan memakan waktu yang lama untuk menjangkau seluruh pelosok Indonesia jika hanya didistribusikan melalui jalan darat dan laut saja. Oleh karena itu, perlu solusi yang efektif dan efisien dengan bantuan teknologi internet untuk mempercepat jangkauan materi belajar dan tenaga pendidik ke seluruh pelosok negeri,” ujar Amanda.